Beberapa waktu lalu, tim kami berkesempatan untuk hadir dalam sebuah event tahunan ArtJog yang berlokasi di Jogja National Museum. Event ini telah berlangsung sejak 4 Mei kemarin dan akan terus berlanjut hingga 4 Juni 2018 mendatang. Event yang mengusung tema “Enlightment” dan melibatkan banyak seniman terkenal ini memang tengah menjadi magnet, yang tak hanya bagi masyarakat Jogja namun juga masyarakat di luar Jogja bahkan turis mancanegara.
Kamipun berhasil dibuat terkagum dengan beragam pameran hasil karya seniman yang memukau indera penglihatan, pendengaran, serta perasaan yang mempermainkan pikiran dengan imajinasi yang menarik. Seakan larut dalam sebuah novel yang membuat penasaran, satu demi satu karya seniman di ArtJog ini menjadikan 2 jam kami menjadi tidak terasa.
Namun, ada satu hal yang mengusik pemandangan dan pemikiran kami, yaitu bagaimana kaum milenial “jaman now” kini seakan terbuai akan narsisme dan eksistensi di media sosial melalui fotografi. Seperti yang tertangkap dalam kamera kami, terlihat bagaimana kaum muda ini menghabiskan waktunya di ArtJog hanya untuk berfoto dengan karya, butuh bermenit-menit dan beberapa kali jepretan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan hingga akhirnya merasa cocok untuk di “upload” ke sosial media. Tanpa mereka mengerti bahkan membaca apa maksud seniman tersebut dalam karyanya. Hingga beberapa kali mereka kena tegur oleh kru ArtJog yang mnyindir halus, ” Mbak, Mas.. sudah baca deskripsi karyanya?” atau tak jarang mengingatkan dengan keras, “Mbak, Mas.. mohon jangan disentuh karyanya”
Semoga masyarakat kita makin sadar bahwa datang ke pameran seni/galeri/museum itu tidak sekedar untuk berfoto tetapi untuk menghargai dan menyelami mahakarya sang seniman.